Minggu, 28 Juli 2019

Harap pada Sang Tuan

Dia kembali menjelma menjadi rintik hujan.
Pedih, matanya tak sanggup  kembali berdusta padamu tuan.
Kembali ia terdiam, namun batinnya ricuh dengan pikiran.
Ingin ia mengabarkan duka pada semesta, tapi luka terlampau lara menahannya untuk bicara. 
Hanya bisu yang bisa ia sembahkan.

Harap yang telah pudar, impian yang telah sirna hingga cita yang telah karam.
Dia tak lagi mampu untuk tetap tegak.
Jiwanya tak lagi mampu menyatu dengan raga.
Terhunus pedang yang sama oleh sang pendekar yang ia damba.
Luka yang sama, namun lebih menyayat.
Tangis yang sama, namun sang puan tak lagi mampu menghentikan air matanya.

Tuan, maafkan puanmu yang terlalu mencintaimu.
Baginya, dirimu adalah semburat jingga sang penghias senja.
Tuan, maafkan puanmu yang tak bisa melepasmu.
Dirimu, terlalu berharga untuk ia gadaikan.
Hanya satu pintanya.
Tetaplah menjadi tuannya, karna puanmu hanya ingin menjadi rumah tempat kembali mu.

-28 Juli 2019

#senjakelabu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar