Sehari berasa seminggu
Seminggu berasa sebulan
Dan sebulan berasa setahun
Terasa begitu lama dan menyesakkan
Penuh dengan hembusan angin yang menggoyahkan
Di persimpangan jalan, pernah sesekali aku mencoba melewatinya
Mencoba satu per satu percabangan
Bertemu dengan "sesuatu" yang baru
Bermain dengan tanduk yang membinasakan
Berharap bisa menemukan yang sama
Ampun, hanya gelap gulita yang ku temukan
Semakin menyesakkan dan membuatku kian gelagapan
Ampun, hanya goresan luka dan kehancuran yang ku dapatkan
Berputar arah, kembali ke jalan semula
Berharap, di ujung sana masih kan ku dapati hal yang sama
Rasa yang sama, dengan ia yang masih sama
Ingin ku berkata, tapi tak mampu ku mengata
Keberanian melebur dengan rasa bersalah
Terlalu egois jika meminta ia yang hampir sempurna
Karna aku, bukanlah yang istimewa
Satu hal yang pasti, tak pernah aku terlupa
Untuk terus menunggu
Aku, masih dengan rasa yang sama
Berharap, akulah yang akan kau temui di penghujung tahun ini
Berharap, akulah yang akan menjadi akhir dari setiap petualanganmu
#senjakelabu
Disaat bibir tak mampu untuk berucap, lewat tulisanlah dirimu mampu melampiaskannya
Jumat, 29 November 2019
Selasa, 03 September 2019
Kisah Islami: Duka Wafatnya Rasulullah
Rasulullah Muhammad Salallahu 'alaihi wassalam merupakan seorang panutan bagi kita. Ahmad, begitulah sapaan akrab untuknya
dikala masih muda. Lahir di kota makkah, 12 Rabiul Awal ketika pasukan bergajah
yang dipimpin abrahah menyerang ka’bah. Dibesarkan tanpa sesosok Ayah, ia yatim
sedari masih dalam kandungan. Mendewasa dengan banyak ujian yang mampu menguras
air mata. Namun, beliau mampu melewati semuanya dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan.
Rasul Muhammad,
adalah seorang yang begitu peduli, bukan kayak anak-anak jaman now yang won’t
cares sama yang lain. Iyaa po??
Tak percaya?
Tak percaya?
Nih, disimak yaa, kisah tentang sebuah perpisahan. Eitss, bukan perpisahan yang biasanya pake toga lhoo apalagi perpisahan ayang-ayangan kayak anak jaman now. Tetapi, perpisahan seorang kekasih Allah dengan umat manusia, ialah Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wassalam.
Pagi itu
selepas sholat shubuh, Rasulullah dengan suara terbata, memberikan petuah
“ Wahai umatku kita semua berada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Ku wariskan dua hal pada kalian, Yaitu sunah dan al-qur’an. barang siapa yg mencintai sunahku berarti mencintaiku. Dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan bersama-sama masuk surga bersamaku.”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu per satu. Abu bakar berkaca-kaca menatapnya, Umar tidak dapat menahan napas dan tangisnya, Usman menghela napas panjang, dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Tanda-tanda itu semakin kuat ketika Ali dan Khadal dengan sigap menangkap Rasulullah yg limbung saat turun dari mimbar.
“ Wahai umatku kita semua berada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Ku wariskan dua hal pada kalian, Yaitu sunah dan al-qur’an. barang siapa yg mencintai sunahku berarti mencintaiku. Dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan bersama-sama masuk surga bersamaku.”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu per satu. Abu bakar berkaca-kaca menatapnya, Umar tidak dapat menahan napas dan tangisnya, Usman menghela napas panjang, dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Tanda-tanda itu semakin kuat ketika Ali dan Khadal dengan sigap menangkap Rasulullah yg limbung saat turun dari mimbar.
Matahari
kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedangkan di dalamnya
Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat. Tiba-tiba,
dari luar terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam.
“ Assalamu’alaikum, Bolehkah saya masuk?” tanya seseorang itu.
“Wa’alaikumussalam, Maafkanlah, ayahku sedang demam.” Kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Rasulullah yang mendengarnya, bertanya kepada Fatimah.
“Siapa itu wahai anakku?”
“ Tak taulah Ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya.” Jawab Fatimah dengan suara yang lembut. Lalu Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
“ Ketauhilah putriku, Dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, Dialah yang memisahkan pertemuan di dunia, Dialah Malaikatul maut.” Kata Rasulullah.
Fatimah pun menahan ledakan tangisannya. Malaikat maut datang menghampiri,tetapi Rasulullah menanyakan mengapa Jibril tak menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya telah bersiap di atas langit menyambut kekasih Allah.
“Jibril jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” tanya Rasulullah dengan suara yang sangat lemah.
“ Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu.” Kata Jibril.
Tetapi ternyata itu tidak membuat Rasulullah lega. Matanya masih dipenuhi dengan kecemasan.
“ Tidak senangkah engkau mendengar kabar ini wahai Rasulullah?”
“kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelam.” Tanya Rasulullah
“Jangan khawatir,wahai Rasulullah, Allah telah berfirman kepadaku, Ku haramkan surga bagi siapa saja, kecuali Umat Muhammad telah berada di dalamnya.”kata Jibril.
Detik-detik itu mulai dekat. saatnya Izrail melaksanakan tugasnya. Perlahan ruhnya ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh. Urat-urat lehernya menegang.
“ Jibril betapa sakitnya sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengadu.
Fatimah pun terpejam, Ali yangberada disampingnya menunduk semakin dalam, dan Jibril memalingkan muka.
‘’ Jijikkah kau melihatku hingga kau palingkan wajahmu Jibril?”tanya Rasulullah.
“ Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal.” Kemudian terdengar Rasulullah mengadu karna sakit yang tidak tertahankan lagi.
“ Yaa Allah dahsyat sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku jangan kepada Umatku.’’
Badan Rasulullah mulai dingin. Kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibir Rasulullah bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. lalu Ali mendekatkan telinganya.
“ Peliharalah sholat dan peliharalah orang orang lemah di sekitarmu.”
Di luar pintu rumah Rasul, tangis mulai terdengar bersahutan, para Sahabat merasa sangat bersedih. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yg mulai kebiruan. Rasulullah pun mengucapkan kata terakhirnya.
“ Ummati...Ummati....Ummati....”
Dan berakhirlah perjalanan hidup manusia mulia sang Suri Teladan bagi seluruh umat manusia. Semoga kita mendapat hikmah dari kisah ini dan menambah kecintaan kita kepada rasulullah karena saat akhir hayatnya beliau hanya menghawatirkan kondisi umatnya kelak.
Penulis : Dwi Fatimah
Referensi cerita: Anak Muslim Youtube Channel
#kisahislami
Selasa, 27 Agustus 2019
Resume Novel " Garis Waktu"
GARIS WAKTU
Penulis: Fiersa Besari
Genre: Romansa
Penerbit: Mediakita
Jumlah Halaman: 218
Genre: Romansa
Penerbit: Mediakita
Jumlah Halaman: 218
Novel yang berjudul ‘’ Garis Waktu” merupakan sebuah novel karya
seorang musisi terkenal . Fiersa Besari, lelaki kelahiran Bandung tanggal 3
Maret ini merupakan seorang lulusan Sastra Inggris. Meskipun novel ini
berdominasi kisah romansa, namun di dalamnya tersisipkan pesan-pesan humanisme
dan sosial. Novel ini diterbitkan pertama kali oleh penerbit Media Kita.
Berjumlah sekitar 218 halaman termasuk bagian cover buku. ‘Garis Waktu’ adalah rangkuman beberapa
tulisan Fiersa Besari dalam kurun waktu 2012-2016.
“Garis Waktu” terpilih sebagai judul pada novel ini karena mampu merepresentasikan titik-titik peristiwa penting sang ‘aku’ dengan ‘kamu’, dari mulai masa perkenalan, kasmaran, patah hati, hingga pengikhlasan, yang tersusun secara kronologis berdasarkan bulan dan tahun. Disaat yang sama, ‘Garis Waktu’ juga mewakili proses penulis menulis di dunia maya selama bertahun-tahun sampai akhirnya menghasilkan buku. Jika sekumpulan karya membutuhkan ruangan agar dapat dilihat secara utuh, maka ‘Garis Waktu’ adalah galeri yang hadir untuk kawan-kawan nikmati, dengan secangkir teh hangat di kala senja.
“Garis waktu” merupakan sebuah novel karya Fiersa Besari
disusun dengan pilihan kata yang mampu menyihir para pembaca ikut merasakan apa
yang dialami oleh tokoh “aku”. Novel
yang bercerita tentang kisah romansa tokoh ‘aku’ dikemas dalam sebuah alur yang rapi, dan
terbagi dalam beberapa Bab. Setiap Bab memiliki kisah cerita yang berbeda namun
saling berkaitan.
Novel ini sedikit berbeda dengan novel biasanya. Disetiap
akhir pada bab nya, tertulis sebuah kata-kata mutiara yang mampu menyadarkan
para pembaca dan begitu bermakna. Walaupun novel ini berkisah tentang kehidupan
percintaan masa remaja, novel ini memiliki banyak pembelajaran berharga di
dalamnya. Kisah pilu nan sendu sangat mendominasi dalam cerita novel ini.
Meskipun begitu, kisah-kisah romantis yang mampu membuat para pembaca ikut
tersenyum juga mampu menyeimbangkan kisah pilu di dalamnya.
Tak hanya kisah romansa, novel ini juga menceritakan kisah
kasih seorang ayah dan ibu terhadap anaknya. Begitu mendalam sang penulis
menceritakan kisah ‘aku’. Tentunya tanpa melebih-lebihkan setiap frasa hingga
novel ini tak terlihat seperti sebuah drama.
Novel ini memberikan akhir yang mampu menguras air mata para pembacanya.
Kisah romansa tokoh ‘aku’ dan ‘kamu’ yang harus berakhir dengan sebuah
perpisahan dan pengikhlasan. Ditambah lagi penulis yang dengan lihainya memainkan
kata-kata hingga menjadi suatu kisah yang sangat menyentuh.
Dilihat dari segi kepenulisan, terdapat beberapa kata yang
masih salah dalam penulisannya. Seperti kata ‘di mana’ pada halaman ke-7, di
awal paragraf tertulis secara terpisah. Kata ‘di mana’ menunjukan preposisi.
Namun sesuai peraturan EYD yang berlaku, kata tersebut lazimnya ditulis secara
tersambung.
Garis waktu mendewasakan kita berdua dengan perjalannanya
yang ajaib. Sekarang, baru ku lihat gambaran besarnya. Tuhan tidak pernah
mengutusmu untuk menyempurnakanku. Tuhan mengutusmu sebagai guru sebelum aku
bertemu dengan pendamping hidupku yang sebenarnya. Darimu aku belajar untuk
mendamba, berharap, jatuh cinta, patah hati, hingga kemudian sembuh dan mampu
melangkah lagi.
Perasaan kita untuk satu sama lain tidaklah mati, ia
hanya bermetamorfosis menjadi sesuatu yang jauh lebih indah. Dan kini, kita
sudah siap mengukir kisah indah kita masing-masing; siap untuk menghadapi hidup
yang semakin berat dengan diri yang semakin kuat.
Salam untuk dia yang kini menjagamu; untuk buah hatimu
yang sedang belajar mengeja bahagi. Kuharap kau baik-baik saja di sana. Dan soal
aku, jangan khawatir, alam semesta mempunyai rencana yang lebih besar untukku.
Beberapa paragraf di atas merupakan sepenggal kisah di akhir
cerita dalam novel ini. Terlihat begitu indah kata-kata yang meyusun disetiap
kalimatnya.
Kisah dalam novel ini memberikan sebuah pembelajaran bahwa, segala apa yang kita miliki saat ini belum tentu di masa depan nanti kita masih memilikinya. Selagi ada, harap dijaga dengan sepenuh hati dan jangan pernah menyia-nyiakannya. Segala apa yang terjadi dalam hidup, itu merupakan kehendak Tuhan, kita hanya sebagai pelaku yang semestinya menikmati setiap alur yang telah Dia ciptakan untuk kita. Belajarlah untuk ikhlas terhadap segala apa yang menjadi takdir dalam hidup kita. Karena itulah yang pasti terbaik untuk kita menurut-Nya.
“Ketika kehidupan memberikan episode terburuknya, jangan
menyerah.
Takkan selamanya kita terluka, takkan selamanya kita
berduka.” – Fiersa Besari
library.uny.ac.id
Senin, 26 Agustus 2019
Dear, Sang Pejuang Kehidupan
Mungkin saat ini dirimu tengah menggerutui takdir yang telah Allah tetapkan untuk mu. Membuat hati dan pikiranmu kalut. Beradu memperebutkan hayalan cita masa lalu yang seharusnya sudah terikhlaskan. Ketika melihat yang lain menikmati pencapaiannya, lantas diri mencaci, " Kenapa sih aku nggak bisa dapetin apa yang aku mau seperti mereka."
Ayolah, dirimu pasti sudah bosan mendengar nasehat ini. Oke akan aku ingatkan pada mu sekali lagi. Jalan setiap orang itu berbeda-beda. So, belajarlah untuk menerima. Tak perlu risaukan bagaimana akhirnya. Terpenting maksimalkan segala hal yang bisa kita lakukan. Nikmati saja prosesnya, siapa tahu dirimu akan menemukan sesuatu yang luar biasa.
Semangaattt!!!
Hidupmu masih terlalu banyak teka-teki yang mesti kau pecahkan. Jangan sampai menyesal karena tak merasakan nikmatnya perjuangan.
" Segala apa yang Dia tetapkan, itulah yang terbaik kita meskipun itu bukanlah hal yang kita inginkan. Percayalah bahwa Dia telah menyiapkan kejutan istimewa untuk kita."
#selfreminder
#senjakelabu
uny.ac.id
library.uny.ac.id
journal.uny.ac.id
Ayolah, dirimu pasti sudah bosan mendengar nasehat ini. Oke akan aku ingatkan pada mu sekali lagi. Jalan setiap orang itu berbeda-beda. So, belajarlah untuk menerima. Tak perlu risaukan bagaimana akhirnya. Terpenting maksimalkan segala hal yang bisa kita lakukan. Nikmati saja prosesnya, siapa tahu dirimu akan menemukan sesuatu yang luar biasa.
Semangaattt!!!
Hidupmu masih terlalu banyak teka-teki yang mesti kau pecahkan. Jangan sampai menyesal karena tak merasakan nikmatnya perjuangan.
" Segala apa yang Dia tetapkan, itulah yang terbaik kita meskipun itu bukanlah hal yang kita inginkan. Percayalah bahwa Dia telah menyiapkan kejutan istimewa untuk kita."
#selfreminder
#senjakelabu
uny.ac.id
library.uny.ac.id
journal.uny.ac.id
Minggu, 28 Juli 2019
Harap pada Sang Tuan
Dia kembali menjelma menjadi rintik hujan.
Pedih, matanya tak sanggup kembali berdusta padamu tuan.
Kembali ia terdiam, namun batinnya ricuh dengan pikiran.
Ingin ia mengabarkan duka pada semesta, tapi luka terlampau lara menahannya untuk bicara.
Hanya bisu yang bisa ia sembahkan.
Harap yang telah pudar, impian yang telah sirna hingga cita yang telah karam.
Dia tak lagi mampu untuk tetap tegak.
Jiwanya tak lagi mampu menyatu dengan raga.
Terhunus pedang yang sama oleh sang pendekar yang ia damba.
Luka yang sama, namun lebih menyayat.
Tangis yang sama, namun sang puan tak lagi mampu menghentikan air matanya.
Tuan, maafkan puanmu yang terlalu mencintaimu.
Baginya, dirimu adalah semburat jingga sang penghias senja.
Tuan, maafkan puanmu yang tak bisa melepasmu.
Dirimu, terlalu berharga untuk ia gadaikan.
Hanya satu pintanya.
Tetaplah menjadi tuannya, karna puanmu hanya ingin menjadi rumah tempat kembali mu.
-28 Juli 2019
#senjakelabu
Pedih, matanya tak sanggup kembali berdusta padamu tuan.
Kembali ia terdiam, namun batinnya ricuh dengan pikiran.
Ingin ia mengabarkan duka pada semesta, tapi luka terlampau lara menahannya untuk bicara.
Hanya bisu yang bisa ia sembahkan.
Harap yang telah pudar, impian yang telah sirna hingga cita yang telah karam.
Dia tak lagi mampu untuk tetap tegak.
Jiwanya tak lagi mampu menyatu dengan raga.
Terhunus pedang yang sama oleh sang pendekar yang ia damba.
Luka yang sama, namun lebih menyayat.
Tangis yang sama, namun sang puan tak lagi mampu menghentikan air matanya.
Tuan, maafkan puanmu yang terlalu mencintaimu.
Baginya, dirimu adalah semburat jingga sang penghias senja.
Tuan, maafkan puanmu yang tak bisa melepasmu.
Dirimu, terlalu berharga untuk ia gadaikan.
Hanya satu pintanya.
Tetaplah menjadi tuannya, karna puanmu hanya ingin menjadi rumah tempat kembali mu.
-28 Juli 2019
#senjakelabu
Kamis, 16 Mei 2019
Menuju Bulan Baru 😊
Segala apa yang kamu miliki sekarang, itu merupakan titipan dari-Nya. Itu semua hanyalah milik-Nya. Dirimu tak berhak menahannya bila sang pemilik hendak mengambil kembali apa yang telah Dia titipkan kepada mu.
Tak perlu cemas. Tak usah dirimu berprasangka buruk terhadap segala keputusan-Nya. Sebab, segala apa yang Dia putuskan, itulah yang terbaik utk mu walaupun dirimu sangat tak menyukai hal itu. Berusahalah utk terus ridho terhadap segala ketetapan-Nya.
Segala apa yg telah Allah takdirkan utk mu, tidak akan pernah luput dari mu. Juga, segala apa yg tidak Allah takdirkan utk mu, tak akan pernah bisa menjadi milikmu.
16 Mei 2019
#senjakelabu
Tak perlu cemas. Tak usah dirimu berprasangka buruk terhadap segala keputusan-Nya. Sebab, segala apa yang Dia putuskan, itulah yang terbaik utk mu walaupun dirimu sangat tak menyukai hal itu. Berusahalah utk terus ridho terhadap segala ketetapan-Nya.
Segala apa yg telah Allah takdirkan utk mu, tidak akan pernah luput dari mu. Juga, segala apa yg tidak Allah takdirkan utk mu, tak akan pernah bisa menjadi milikmu.
16 Mei 2019
#senjakelabu
Selasa, 26 Maret 2019
Hanya Seuntai Kata
Seperti kupu-kupu, diriku bereinkarnasi setelah gagal mengepakkan sayap.
Pilu, karna tak bisa hidup selayaknya seekor kupu-kupu.
Kasih sang dewa memberi kan kartu kedua ku.
Hingga kini, aku kembali mengulang perjalanan hidupku
Sebagai seekor kupu-kupu
Terlahir kembali dari seekor ulat
Hingga harus terbekap dalam kantong
Menjadi sebuah kepompong tergantung
Terlahirlah aku, hasil reinkarnasiku dimasa lalu
Nihil, diriku gagal lagi menjadi impian budak kecil
Sayapku patah, terlalu kuat membuka lapisan pelindung
Hingga aku harus merasakan pahit itu kembali
Harusnya, hidupku yang kedua kalinya
Indah, hingga hanya kebahagiaan yang menghampiri
Tapi, pilu itu datang tak diundang
Kelamnya masa lalu, tetap ku rasa
Dia, yang kupercaya, tak lagi bisa tersenyum
Hanya sendu
Kebahagiaan tanpa senyuman
Aku, telah gagal
Membuatnya bahagia
Aku patah
Terjatuh dalam lubang yang sama
Aku, telah merusak hidup yang lain, lagi
Haruskah terulang lagi?
Haruskah diri ini menjadi orang yang egois?
Kenapa? Dirimu hidup menjadi benalu
Tak ada tawa, tak ada suka
Hanya air mata dan rasa sakit yang dirasa
Aku telah gagal, lagi
Menjadi sesosok pemerhati
Aku telah gagal, lagi
Menjadi mawar di tamannya
Aku telah gagal, lagi
Menjadi surya bagi dunia nya
Aku telah gagal, lagi
Menjadi seekor kupu-kupu untuk nya
Aku telah gagal,lagi
Tuk membuatnya tersenyum kembali
#senjakelabu
Pilu, karna tak bisa hidup selayaknya seekor kupu-kupu.
Kasih sang dewa memberi kan kartu kedua ku.
Hingga kini, aku kembali mengulang perjalanan hidupku
Sebagai seekor kupu-kupu
Terlahir kembali dari seekor ulat
Hingga harus terbekap dalam kantong
Menjadi sebuah kepompong tergantung
Terlahirlah aku, hasil reinkarnasiku dimasa lalu
Nihil, diriku gagal lagi menjadi impian budak kecil
Sayapku patah, terlalu kuat membuka lapisan pelindung
Hingga aku harus merasakan pahit itu kembali
Harusnya, hidupku yang kedua kalinya
Indah, hingga hanya kebahagiaan yang menghampiri
Tapi, pilu itu datang tak diundang
Kelamnya masa lalu, tetap ku rasa
Dia, yang kupercaya, tak lagi bisa tersenyum
Hanya sendu
Kebahagiaan tanpa senyuman
Aku, telah gagal
Membuatnya bahagia
Aku patah
Terjatuh dalam lubang yang sama
Aku, telah merusak hidup yang lain, lagi
Haruskah terulang lagi?
Haruskah diri ini menjadi orang yang egois?
Kenapa? Dirimu hidup menjadi benalu
Tak ada tawa, tak ada suka
Hanya air mata dan rasa sakit yang dirasa
Aku telah gagal, lagi
Menjadi sesosok pemerhati
Aku telah gagal, lagi
Menjadi mawar di tamannya
Aku telah gagal, lagi
Menjadi surya bagi dunia nya
Aku telah gagal, lagi
Menjadi seekor kupu-kupu untuk nya
Aku telah gagal,lagi
Tuk membuatnya tersenyum kembali
#senjakelabu
Langganan:
Postingan (Atom)